Jumat, 22 April 2011

askep pada pasien Diverkulitis


KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”DIVERTIKULITIS” ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pencernaan dan juga sebagai panduan belajar.
Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Penulis  ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman yang telah mendukung.




                                                                                    Bengkulu,  Desember  2010
           

     Penulis











DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR  ...................................................................................... .... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... .... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang........................................................................................... ....
B.     Tujuan........................................................................................................ ....
BAB II Konsep dasar teori
A.    Pengertian.................................................................................................. ....
B.     Etiologi...................................................................................................... ....
C.     Patofisiologi.............................................................................................. ....
D.    Manifestasi klinis                                                                                       
E.     WOC......................................................................................................... ....
F.      Pemeriksaan penunjang.............................................................................
G.    Penatalaksanaan 
H.    Komplikasi................................................................................................ ....            
BAB III  Konsep dasar Askep
A.    Pengkajian teoritis.....................................................................................
B.     Analisa Data.............................................................................................. ....
C.     Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul..........................................
D.    Rencana Asuhan Keperawatan (NCP)......................................................
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ ....
B.     Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................







BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Penyakit divertikular belum dikenal di Negara Barat sebelum abad ke-20. Setelah terjadi perkembangan dan kemajuan industri yang diikuti dengan perubahan pola makan dan konsumsi jenis makanan dari yang mengandung banyak serat ke jenis makanan yang kurang mengandung banyak serat, penyakit divertikular mulai muncul dan makin meningkat prevalensinya sesuai dengan peningkatan umur penduduk.
Divertikulosis merupakan suatu keadaan pada kolon yang dicirikan dengan adanya herniasi mukosa melalui tunika muskularis yang membentuk kantong berbentuk seperti botol. Bila satu kantong atau lebih mengalami peradangan, keadaan inilah yang disebut sebagai Divertikulitis.
Divertikulosis dapat dibawa dari lahir, tetapi umumnya ditemukan setelah lahir. Insidensi diverticulosis secara keseluruhan tinggi; penyakit ini menyerang sekitar 10% penduduk menurut sebagian besar pemeriksaan mayat. Divertikulosis jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun, tetapi meningkat seiring bertambahnya usia sehingga pada usia 85 tahun, dua pertiga penduduk mengalami penyakit ini. Lokasi terjadinya divertikula yang paling sering adalah kolon sigmoid, yaitu sekitar 90% kasus.
Maka dari uraian di atas, penulis mencoba mengangkat masalah tentang Divertikulitis.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Divertikulitis.




Tujuan Khusus
1.            Mengetahui konsep dasar teoritis Divertikulitis.
2.            Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan Divertikulitis, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervensi.

























 



 

BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS



A.    Definisi

Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar abnormal berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan otot,merupakan penonjolan dari mukosa serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan manifestasi motalitas yang abnormal.Divertikulum dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran gastrointestinal.
Divertikulum adalah lekukan luar seperti kantong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan otot. Divertikula dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran gastrointestinal. Divertikulosis merupakan divertikula multipel yang terjadi tanpa inflamasi atau gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulim yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses (Keperawatan Medikal-Bedah Volume 2, 2001:hal.1100).
Divertikulosis merupakan divertikula multiple yang terjadi tanpa inflamasi atau gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses.
Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%).Hal ini telah diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami divertikulitis pada titik yang sama. Divertikulitis paling umum terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia lebih dari 80 tahun.Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit. Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu dan lama.
B.     Etiologi
a.       Mikro dan makro perforasi
b.      Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon.
c.       Diet rendah serat
d.      Kuman-kuman seperti taenia coli

C.    Patofisiologi
Diverticulitis dapat dibawa dari lahir (factor congenital) yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) dimana seluruh lapisan usus merupakan dinding divertikel. Tetapi hal ini jarang terjadi, umumnya ditemukan setelah lahir dan kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon sigmoid dan kolon desendens.
Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal yang tinggi, volume colon yang rendah(isi kurang mengandung serat),dan penurunan kekuatan otot dalam dinding colon(hipertrofi muskuler akibat masa fekal yang mengeras).Divertikulum menjadi sumbatan dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon. Abses dapat terjadi, menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah(arterial)dapat menimbulkan perdarahan.

Kamis, 21 April 2011

asuhan keperawatan pa pasien Transplantasi sumsum tulang

KATA PENGANTAR


Syukur alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Bronkitis Kronik” ini dengan baik. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem imun dan Hematologi dan juga sebagai panduan belajar.
Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca dan memberikan informasi yang baru dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Penulis  ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini terutama dosen Pengajar, dan teman-teman yang telah mendukung.


                                                                                    Bengkulu,  Maret 2010
                                                                                   
Penulis





DAFTAR ISI


HALAMAN COVER                                                                                                            i
KATA PENGANTAR                                                                                               ii
DARTAR ISI                                                                                                             iii
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Penulisan                                                                               l
  2. Tujuan (Umum & khusu)                                                                                l
  3. Manfaat                                                                                                           2
D.    Sistematika Penulisan                                                                                     2
BAB II KONSEP TEORITIS
A.    Pengertian                                                                                                      4
B.     Etiologi                                                                                                           4
C.     Klasifikasi                                                                                                       5
D.    Patofisiologi                                                                                                    6
E.     Manifestasi Klinis                                                                                           6
F.      WOC                                                                                                               8
G.    Penatalaksanaan                                                                                              9
H.    Pemeriksaan Diagnostik                                                                                  9
I.       Komplikasi ................................................................................................... 10
BAB III KONSEP ASKEP
  1. Pemeriksaan fisik ………………………………………………………….. 11
  2. Pengkjian…………………………………………………………………… 12
  3. Analisa Data ……………………………………………………………….. 13
  4. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 14
  5. NCP (Nursing Care Planning)……………………………………………… 14
BAB IV PENUTUP
  1. Kesimpulan ………………………………………………………………… 17
  2. Saran .............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
            Pada tahun 1950 jacobs dan Lorenz meneliti bahwa kematian seekor rodensia yang menjalani total body irradiation (TBI) dapat  dicegah dengan pemberian intravena sel limpa atau sumsum tulang. Untuk beberapa saat timbul beda pendapat bahwa didapat efek proteksi akibat hormonal atau sel yang diberikan intravena.
            Pada tahun 1956, Ford mengemukakan teori radiasi Chimaera, yaitu hematopoiesis hewan yang mendapat radiasi dapat diganti oleh injeksi sumsum hewan lainnya.
            Di berbagai dunia terdapat juga berbagai penyakit, ada yang dapat ditangaini dengan mudah. Sedang berat dan bahkan ada penyakit yang tidak dapat teratasi. Namun sebelum penyakit itu menjadi tidak dapat teratasi tentu ada suatu tindakan yang harus dilakukan untuk memungkinkan dapat mengurangi dampak dari pada tingkat kesulitan dan bahkan kematian. Tindakan-tindakan tersebut ada bermacam-macam cara yaitu, dengan cara injeksi, pemberian obat pada oral dan ada juga yang dinamakan tindakan transplantasi dengan penyakit yang disebabkan leh berbagai penyakit juga sperti halnya pada Anemia.
            Dari sedikit uraian sejarah diatas, penulis mencoba membahas sebuah topic dalam makalah yang berjudul “Transplantasi Sumsum Tulang”.  

  1. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
a.   Tujuan Umum :
·         Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Imun dan Hematologi
·         Mengetahi cara pembuatan asuhan keperawatan klien dengan tindakan transplatasi
b.   Tujuan Khusus :
·         Mengetahui apa yang dimaksud dengan tindakan transplantasi tersebut
·         Untuk mengetahui bagaimana proses tindakannya dan bagaimana penatalaksanaan serta pengobtannya
·         Untuk mengehaui bagaimana dampak yang terjadi pada tubuh setelah dilakukan tindakan transplantasi tersebut

  1. Manfaat
1.      Penulis semakin terlatih dalam membuat makalah dan asuhan keperawatan.
2.      Menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya tentang penyakit bronchitis kronis.
3.      Dapat menambah referensi bagi pembaca tentang tentang konsep penyakit dan askep bronchitis kronis.
                                                                                    
  1. Sistematika Penulisan
HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR
DARTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Penulisan
B.     Tujuan (Umum & Khusus)
C.     Manfaat
D.    Sistematika Penulisan
BAB II KONSEP TEORI
A.    Definisi
B.     Etioogi
C.     Klasifikasi
D.    Patofisiologi
E.     Manifestasi Klinis
F.      WOC
G.    Penatalaksanaan
H.    Pemeriksaan Diagnostik
I.       Komplikasi
BAB III KONSEP ASKEP
A.                Pengkajian
B.                 Pemeriksaan Fisik
C.                 Anlisa Data
D.                Diagnosa Keperawatan
E.                 NCP (Nursing Care Planning)
BAB IV PENUTUP
A.                Kesimpulan
B.                 Saran
DAFTAR PUSTAKA














BAB II
KONSEP TEORITIS


Transplantasi Sumsum Tulang

A      Definisi
Transplantasi sumsum tulang adalah suatu cara pengobatan canggih yang bertujuan mengganti sel induk multipotensial seseorang dengan sel induk sumsum tulang donor dengan jalan transfuse ke dalam pembuluh darah. Sel-sel sumsum tulang donor yang ddimasukan ke dalam aliran darah resepien kemudian akan mecari jalan sendiri menuju sumsum tulang di mana sel-sel donor tersebut akan membela diri membentuk populasi sumsum tulang yang baru yang dapat memnggantikan sumsum tulang yang lama.(Aru Sudoyo.575)

Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari sesorang (donor) kepada orang lain atau (resipien) atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya misalnya pencangkokan kulit, dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang.(http//wikipedia.com.org)
                       
Trnsplantasi sumsum tulang atau sel asal (induk darah) merupakan suatu prosedur pencangkokan sel asal atau sel induk darah dari satu individu ke individu lain, atau sel induk darah indiviud itu sendiri yang diselamatkan atau disimpan terlebih dahulu sebelum pemberian kemotrapi dosis tinggi, utuk kemudian dicangkokkan kepada dirinya sendiri.(abdulmotholib.666)

B       Etiologi
Penyebab utama tindakan operatif transplantasi sumsum tulang pada manuisia adalah Imunodefisiensi yang disebabkan oleh melemahnya sel-sel fagosit, sel B, sel T atau Komplemen, sehingga respon imun berkurang dan ketidak mampuan untuk melawan infeksi secara adekuat. Hal inidisebabkan antaralain :
·         Faktor didapat :
-          Virus
-          Bahan kimia
-          Antibiotic
-          Infeksi
-          Radiasi
·         Faktor Genetic atau herediter :
Ganguan Imunodefisiensi yang merupakan kelompok gangguan dengan cacat sistem imun humoral, seluler, dan atau fagosit yang menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya dengan kematian premature dalam usia beberapa tahun pertama.
Kelainan bawaan  Seperti amnemia fanconi, talasemia, sel sabit dan penykit ganguan sistem imun lainnya.

C      Klasifikasi Transplantasi
Beradasarkan sumber organ cangkok, dikenal empat macam transplantasi antaralain :
·         Autotransplantasi
Adalah proses yang dilakukan pada individu yang sama atau sering disebut juga transplantasi Autolog. Organ yang dapat mengalami Autotransplantasi umumnya adalah kulit, ginjal, pancreas, tulang, limpa dan darah (Autotransfusi).
·         Isotransplantasi atau transplantasi isolog atau syngene.
Adalah transplantsi antara dua individu yang genetiknya sama. Contoh pada manusia yaitu pada orang yang kembar satu telur.
·         Alotransplantasi
Adalah cara yang dilakukan antara dua individu yang sepesiesnya sama atau disebut homotransplantasi atau juga transplantasi alogen. Secara klinis homotransplantasi dapat dilakukan antara dua individu yang ada atau tidak ada hubungan keluarga, baik dari donor hidup maupun donor mayat. Syarat tindakan ini adalah adanya persamaan sistem HLA (Human Limphocyte Antigen) pada kedua individu.
·         Xenotransplantasi
Adalah cara yang dilakukan antara dua individu yang berbeda spesiesnya atau heterotransplantasi, misalnya transplantasi dari hewan kemanusia. Pencangkokan ini dapat dilakukan pada setiap organ, tetapi ini didalam tahap experimental karena masalah penolakannya belum diatasi.

D      Patofisiologi
Virus, antibiotik – menginfeksi sel-sel imun – imuno defisiensi – respon imun berkurang – transplantasi sum-sum tulang – Timbul reaksi penolakan oleh sumsum tulang donor(GVHD) yang diakibatkan oleh sel limposit T donor yang disensitisasi oleh antigen resipien – menyerang sel-sel resipien – timbul : Infeksi terhadap Mikroorganisme(Rx. Inflamasi, penurunan suhu tubuh, pemberian sitostatik dosis tinggi), GVHD( kerusakan system imun, perubahan sirkulasi pada kulit(ruam makulopapuler) dan sal. Cerna(nyeri perut, mual dan muntah) akibat medikasi). Defesiensi berbagai komponen darah (menurunnya leokosit, sel polimoenuklear, trombosit dan Hb) – ketida mampuan mengabsorbsi nutrisi – penurunan produksi sel-sel darah (ditandai : Anemia, Pucat, Lemah, Akral biasa teraba dingin ).  

E       Manifestasi Klinis
-          Demam dan infeksi akibat sel darah putih yang baik yang berguna sebagai pertahan tubuh berkurang.
-          Nyeri pada tulang
-          Pembesaran kelenjar getah bening d ketiak dan leher.
-          Trombositopenia yang menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit.
-          Anoreksia, kurangnya nafsu makan.
-          Mual dan mutah
-          Konstipasi atau diare
-          Tampak bintik-bintik merah, mimisan, sianosis pada beberapa bagian tubuh serta gusi berdarah.
-          Sesak napas yang diakibatkan oleh suplai O2 menurun.
-          Lemah, pucat, mudah lelah serta denyut jantung meningkat.
























G.  Penata Laksanaan
1.      Pengelolahan Umum
·         Resepien harus di iosolasi, agar kulit dan mukosa yang mengalami kerusakan tidak terinvasi oleh mikroorganisme.
·         Pencegahan infeksi
·         Istirahat unutk mencegah perdarahan
·         Pemilihaaan donor dengan HLA histokompatibilitas yang cocok.
2.      Pengelolahan khusus
·         Pemberian imunosupresi yaitu Obat jenis ALG (anti-limphocyte globulin) antar lain :
-          Azatiopirin
-          Siklosporin
-          Kortikesteroid
-          Sargramostim atau filgastrim
·         Transfusi darah
·         Makanan yang efektif

H.                                                                                  Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Dignostik :
·         Biopsi sumsum tulang
1.      Kuantitas Sumsum tulang
2.      Kualitas sumsum tulang
3.      Sterilitas
4.      Kontaminasi Sel tumor
·         Gambaran darah tepi yang menunjukan pansitopenia dan limpositosis relative.
·         Biopsy kulit


I.                       Komplikasi
Pada transplantasi sumsum tulang (TST) terdapat empat maslah utama yaitu :
1.      Infeksi
2.      Gagal jantung
3.      Perdarahan
4.      Prestesia
5.      Kejang
6.      Pansitopenia






















BAB III
KONSEP ASKEP


A.        Pemeriksaan Fisik
Data dasar pengkajian pada pasien dengan tindakan transplantasi sumsum tulang adalah :
1.      Aktivitas/istirahat
Gejala :            Keletihan, kelelahan, malaise.
Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari.
Ketidakmampuan untuk tidur.
Tanda :            Kelemahan otot dan penurunan kekuatan
Letargi, menarik diri, lesu.
Ataksia, tubuh tidak tegak.
2.      Integritas Ego
Gejala :            Keyakinan Agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan misalnya penolakan transfusi darah
Tanda :            Depresi
3.      Eliminasi
Gejala :            Hematesis, feses dengan darah segar
                        Diare atau konstipasi
Tanda :            Distensi abdomen
4.      Makanan/Cairan
Gejala :            Mual/Muntah, dispepsia, anoreksia.
                        Adanya penurunan berat badan.
Tanda :            Membran mukosa kering, pucat.
Tugor kulit : Buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
Somatis dan glotis (status defisiensi)
Imflamasi dengan sudut mulut pecah
5.      Higiene
Tanda :            Kurang bertenaga, penampilan tak rapi
6.      Neurosensori
Gejala :            Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, ketidakmampuan berkonsentrasi.
                        Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata
                        Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah.
                        Sensasi menjadi dingin
Tanda :            Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis.
                        Mental : tak mamp berespon lambat dan dangkal.
                        Oftalmik : hemoragis retina.
                        Gangguan koordinasi, ataksia: penurunan rasa getar dan posisi
7.      Nyeri/kenyamanan
Gejala :            Nyeri abdomen samar, sakit kepala.
8.      Pernapasan
Gejala :            Napas pendek saat istirahat dan aktivitas
Tanda :            Takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9.      Keamanan
Gejala :            Riwayat kanker, terpai kanker
                        Transfusi darah sebelumnya.
                        Gangguan penglihatan.
Penyembuhan luka buruk, sering infeksi

10.  Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala :            Kecendrungan keluarga untuk anemia
                        Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi
                                   

B.   Pengkajian Riwayat kesehatan
1)      Keluhan utama/alasan masuk RS:
Klien datang ke RS dengan keluhan terkadang merasakan nyeri pada tulang
2)      Riwayat kesehatan sekarang:
Faktor pencetus:
Pasien mengatakan bahwa nyeri timbul setelah beraktivitas.
Sifat keluhan (pelahan-lahan)
3)      Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang pernah dialami (jenis penyakit, lama dan upaya untuk mengatasi, riwayat masuk RS)
4)      Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit menular atau keturunan dalam keluarga:
Ibu Tn K punya riwayat menderita kelainan imunlogi
















C.  Analisa Data

Nama klien            :
Ruang rawat          :
Diagnosa medik    :

No
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
1
DS:

DO:
·     Klien tampak meringis kesakitan atau tidak nyaman ketika begerak
·     Klien terlihat lemas, pucat dan cepat lelah.
·     Pada Mukosa dan kulit terlihat ruam makulopapuler


·     Faktor didapat :
-           Virus
-           Bahan kimia
-           Antibiotic
-           Infeksi
-           Radiasi
·     Faktor Genetic atau herediter :
    Ganguan Imunodefisiensi yang merupakan kelompok gangguan dengan cacat sistem imun humoral, seluler, dan atau fagosit yang menyebabkan infeksi yang sangat berbahaya dengan kematian premature dalam usia beberapa tahun pertama.
    Kelainan bawaan  Seperti amnemia fanconi, talasemia, sel sabit dan penykit ganguan sistem imun lainnya.

·         Resiko tinggi thdp tositasi obat
·         Trjadi Kerusakan pada kulit
·         Konstipasi atau diare
·         Kekurangan cairan, resiko tinggi

D.  Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :
·         Integritas / kerusakan pada kulit atau jaringan b.d perubahan sirkulasi oleh medikasi
·         Intoleransi Aktivitas b. Kelelahan dan kelemahan
·         Resiko tinggi terhadap toksitasi obat atau efeksamping obat.
·         Konstipasi atau Diare
·        Penurunan Perfusi Jaringan perifer.
·         Resiko tinggi infeksi b.d Anemia
BAB IV
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dalalam penulisan makalah ini, dilihat dari beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tindakan transplantasi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit bawaan seperti yang tertera di bagian etiologi makalah ini dan berbagai pengaruh dari lingkungan yang peka seperti radiasi, asupan obat-obatan dan sebagainya. Tindakan transplantasi adalah suatu tindakan yang sangat baik dilakukan dalam keadaan yang memungkinkan untuk trasnplantasi. Tatapi disamping itu, tindakan ini juga dapat memungkinkan terjadinya perubahan yang mempengaruhi hospes teutama pada perubahan sistem imunitas.
  1. Saran
Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.